KELOMPOK 5
Nama : Arlin Hermawati (210609046)
Latifah Dwi Lestari (210609053)
PENGERTIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)
A.
Pengertian
eksperimen
Menurut
Yatim Riyanto, pengertian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis,
logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan
eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatment atau
kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasikan pengaruh yang
diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian
eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor
lain sangat diperlukan, agar mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar murni
dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi.
Penelitian
eksperimen bertujuan :
1.
Menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
2.
Memprediksi
kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen
3.
Menarik
generalisasi hubungan antar variabel
B.
Karakteristik
Penelitian Eksperimen
Penelitian
Eksperimen pada umumnya, menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik
penting yaitu:
1.
Variabel
bebas yang dimanipulasi
2.
Variabel
lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
3.
Efek
atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara
langsung oleh peneliti.
Ketiga
karakteristis tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut:
1.
Memanipulasi
Karakteristik
pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan
manipulasi. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang
dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbadaan efek dalam
variabel terikat.
2.
Mengontrol
Variabel
Karakteristik
yang kedua adalah adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti
terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti
untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mumgkin
mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
3.
Melakukan
Observasi
Selama
proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua
kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan untuk mencatat fenomena yang akan
muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Dalam
proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan lebih melakukan pengamatan pada
variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadinya
perubahan secara sistematis dalam variabel bebas.
C.
One-shot Case Studi
|
Pre- Ekperimental
|
One Group Pretest-Posttest
|
Intec-Group Comparison
|
Macam- macam Design Eksperimen
|
True- Eksperimental
|
Posttest Only Control Design
|
Prettest-Control Group Design
|
Faktorial Eksperimental
|
Quasi Eksperimental
|
Time-Series Design
|
Nonequivalent Control Group Design
|
1.
Pre-
Experimental Designs (nondesign)
Dikatakan
pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random.
Bentuk
pre-experimental design ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case
Study, One-Group Pretest-PosttestDesign, dan Intact-Group Comparison.
a.
One-Shot
Case Study
Paradigma
dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:
X O
|
X =
treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi
Paradigma
itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
tratment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Tratment adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh
Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat
kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan
belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur
dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan daya belajar
setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC
daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan Ac daya tahan belajar
menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6
– 4 = 2 jam.
b.
One-Group
Pretest-Posttest Design
Kalau
ada desain no. A, tidak ada pretest, maka pada desain ini tterdapat pretest,
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelumm diberi perlakuan.
Desain iini dapat digambarkan seperti berikut:
O₁
X O₂
|
O₂ =
nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh
diklat terhadap prestasi kerja pegawai =
(O₂ ‒ O₁)
c.
Intact-Group
Comparison
Pada
desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan ) dan
setengah untuk kelompok kontrol (yang
tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai
berikut.
X O₁
O₂
|
O₂ = hasil
pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh
perlakuan = O₁ ‒ O₂
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi
belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas
yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3
bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar
dengan metode demonstrasi lebih tingggi dari pada murid yang diajar dengan
metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran
praktek mengelas. (O1 ‒ O2)
Seperti
telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experiment itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.
2.
True
Experimental Design
Dikatakan
true experimental ( eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain
ini. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal ( kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang diambil secara random dai populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Disini
dikemukakan dua bentuk design true experimental yaitu: Posttest Only Control
Design dan Pretest Group Design.
a.
Posttest-Only
Control Design
R X O₂
R O₄
|
Dalam
design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang
tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (O₁ : O₂). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t―test misalnya. Kalau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka perlakuan yangg diberikan berpengaruh secara signifikan.
b.
Pretest-
Posttest Control Group design
R O₁ X O₂
R O₃ O₄
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secaraa random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
ekperimen dan kelompok konttrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O₂ ‒ O₁) ‒
(O₄‒O₃).
3.
Factorial
Design
R O₁ X Y1 O₂
R O₃ Y1 O₄
R O₅ X Y2 O₆
R O₇ Y2 O₈
|
Pada
desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai
pretestnya sama. Jadi O₁ = O₃ = O₅ = O₇. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y₁ dan
Y₂.
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat . untuk itu dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y₁)
dan perempuan (Y₂).
Treatment
/ perlakuan( prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama
yang telah diberi pretest (O₁ = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah
diberi pretest (O₅ =
kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk
kelompok laki-laki = ( O₂ ‒ O₁ ) ‒ (O₄ ‒ O₃). Pengaruh perlakuan (
prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan =
(O₆‒O₅) ‒
(O₈‒O₇).
Bila
terdapat perbadaan pengaruh prosedur
kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria
dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karna treatment yang diberikan
( karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel
moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan
prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada
umumnya, kelompok wanita alebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
4.
Quasi
Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik
dari pre-experimental design.Quasi-Experimental Design, digunakan karena
pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam
suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagaian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka
dikembangkan desain Quasi Experimental.
Berikut
ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperiemn yaitu Time-Series dan
Noniquivalent Control Group Design.
a.
Time
Series Design
O₁ O₂ O₃ O₄ X O₅ O₆ O₇ O₈
|
Hasil
pretest yang baik adalah O₁ = O₂ = O₃ = O₄ dan hasil perlakuan yang baik adalah O₅ = O₆ = O₇ = O₈. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O₅ + O₆ + O₇ + O₈) ‒
(O₁ + O₂ + O₃ + O₄).
Kemungkinan
hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan berikut, terlihat bahwa, terdapat
berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.
|
|
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
O₁
O₂ O₃ O₄ O₅ O₆ O₇ O₈
Hasil
penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O₁ = O₂ = O₃ = O₄) setelah diberi perlakuan keadaan meningkat secara konsisten (O₅ = O₆ = O₇ = O₈).
Grafik
B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang
dieksperimen, tetapi setelah itu kembalilagi keposisi semula. Jadi pengaruh
perlakuan hanya sebagai contoh. Pada waktu penataran, pengetahuan, dan
keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ketempat kerja kemampuannya
kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan
dari pada pengaruh perlakuan, sehingga
grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak
menentu.
b.
Nenoquivalent
Control Group Design
O₁ X O₂
O₃ O₄
|
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad
kesehatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok
karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi
perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O₁ dan
O₃ merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam
pagi. O₂ adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1
tahun. O₄ adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan
senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah (O₂ ‒ O₁) ‒ (O₄ ‒ O₃).
D.
Contoh
Judul Penelitian Eksperimen
Contoh
judul penelitiaan dan instrumen yang dikembangkan
Judul
Penelitian:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul
tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing
instrumennya adalah:
a.
Instrumen
untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b.
Instrumen
untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c.
Instrumen
untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya
penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol,
dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun
menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.
Selanjutnya
untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan
diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus
disusun dengan bahasa yang jelas
sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu yang dimaksud dalam item
instrumen tersebut. Indikator-indikator variabel itu sering disebut suatu “construct”
dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan
teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut
ini diberikan contoh instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya
kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja organisasi
dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap
instrumen merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang
diteliti.
Instrumen
gaya penelitian terdiri atas 22 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir
pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan, berapa jumlah
item/butir instrumen yang diperlukan? Jawabannya adalah yang paling sedikit
tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Termometer pengukur
suhu badan hanya memuat 8 butir pertanyaan (apakah suhu badannya: 35, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 42 ⁰C),
tetapi instrumen ini sudah cukup memadai untuk mengukur suhu badan. Suhu badan
orang tidak ada yang dibawah 35⁰ C
atau diatas 42⁰ C.
Termometer suhu badan menjadi tidak memadai bila digunakan untuk mengukur.
Nama : Arlin Hermawati (210609046)
Latifah Dwi Lestari (210609053)
PENGERTIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)
A.
Pengertian
eksperimen
Menurut
Yatim Riyanto, pengertian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis,
logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan
eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatment atau
kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasikan pengaruh yang
diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian
eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor
lain sangat diperlukan, agar mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar murni
dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi.
Penelitian
eksperimen bertujuan :
1.
Menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
2.
Memprediksi
kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen
3.
Menarik
generalisasi hubungan antar variabel
B.
Karakteristik
Penelitian Eksperimen
Penelitian
Eksperimen pada umumnya, menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik
penting yaitu:
1.
Variabel
bebas yang dimanipulasi
2.
Variabel
lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
3.
Efek
atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara
langsung oleh peneliti.
Ketiga
karakteristis tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut:
1.
Memanipulasi
Karakteristik
pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan
manipulasi. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang
dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbadaan efek dalam
variabel terikat.
2.
Mengontrol
Variabel
Karakteristik
yang kedua adalah adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti
terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti
untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mumgkin
mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
3.
Melakukan
Observasi
Selama
proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua
kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan untuk mencatat fenomena yang akan
muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Dalam
proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan lebih melakukan pengamatan pada
variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadinya
perubahan secara sistematis dalam variabel bebas.
C.
One-shot Case Studi
|
Pre- Ekperimental
|
One Group Pretest-Posttest
|
Intec-Group Comparison
|
Macam- macam Design Eksperimen
|
True- Eksperimental
|
Posttest Only Control Design
|
Prettest-Control Group Design
|
Faktorial Eksperimental
|
Quasi Eksperimental
|
Time-Series Design
|
Nonequivalent Control Group Design
|
1.
Pre-
Experimental Designs (nondesign)
Dikatakan
pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random.
Bentuk
pre-experimental design ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case
Study, One-Group Pretest-PosttestDesign, dan Intact-Group Comparison.
a.
One-Shot
Case Study
Paradigma
dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:
X O
|
X =
treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi
Paradigma
itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
tratment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Tratment adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh
Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat
kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan
belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur
dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan daya belajar
setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC
daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan Ac daya tahan belajar
menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6
– 4 = 2 jam.
b.
One-Group
Pretest-Posttest Design
Kalau
ada desain no. A, tidak ada pretest, maka pada desain ini tterdapat pretest,
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelumm diberi perlakuan.
Desain iini dapat digambarkan seperti berikut:
O₁
X O₂
|
O₂ =
nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh
diklat terhadap prestasi kerja pegawai =
(O₂ ‒ O₁)
c.
Intact-Group
Comparison
Pada
desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan ) dan
setengah untuk kelompok kontrol (yang
tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai
berikut.
X O₁
O₂
|
O₂ = hasil
pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh
perlakuan = O₁ ‒ O₂
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi
belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas
yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3
bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar
dengan metode demonstrasi lebih tingggi dari pada murid yang diajar dengan
metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran
praktek mengelas. (O1 ‒ O2)
Seperti
telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experiment itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.
2.
True
Experimental Design
Dikatakan
true experimental ( eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain
ini. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal ( kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang diambil secara random dai populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Disini
dikemukakan dua bentuk design true experimental yaitu: Posttest Only Control
Design dan Pretest Group Design.
a.
Posttest-Only
Control Design
R X O₂
R O₄
|
Dalam
design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang
tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (O₁ : O₂). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t―test misalnya. Kalau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka perlakuan yangg diberikan berpengaruh secara signifikan.
b.
Pretest-
Posttest Control Group design
R O₁ X O₂
R O₃ O₄
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secaraa random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
ekperimen dan kelompok konttrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O₂ ‒ O₁) ‒
(O₄‒O₃).
3.
Factorial
Design
R O₁ X Y1 O₂
R O₃ Y1 O₄
R O₅ X Y2 O₆
R O₇ Y2 O₈
|
Pada
desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai
pretestnya sama. Jadi O₁ = O₃ = O₅ = O₇. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y₁ dan
Y₂.
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat . untuk itu dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y₁)
dan perempuan (Y₂).
Treatment
/ perlakuan( prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama
yang telah diberi pretest (O₁ = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah
diberi pretest (O₅ =
kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk
kelompok laki-laki = ( O₂ ‒ O₁ ) ‒ (O₄ ‒ O₃). Pengaruh perlakuan (
prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan =
(O₆‒O₅) ‒
(O₈‒O₇).
Bila
terdapat perbadaan pengaruh prosedur
kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria
dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karna treatment yang diberikan
( karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel
moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan
prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada
umumnya, kelompok wanita alebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
4.
Quasi
Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik
dari pre-experimental design.Quasi-Experimental Design, digunakan karena
pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam
suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagaian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka
dikembangkan desain Quasi Experimental.
Berikut
ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperiemn yaitu Time-Series dan
Noniquivalent Control Group Design.
a.
Time
Series Design
O₁ O₂ O₃ O₄ X O₅ O₆ O₇ O₈
|
Hasil
pretest yang baik adalah O₁ = O₂ = O₃ = O₄ dan hasil perlakuan yang baik adalah O₅ = O₆ = O₇ = O₈. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O₅ + O₆ + O₇ + O₈) ‒
(O₁ + O₂ + O₃ + O₄).
Kemungkinan
hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan berikut, terlihat bahwa, terdapat
berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.
|
|
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
O₁
O₂ O₃ O₄ O₅ O₆ O₇ O₈
Hasil
penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O₁ = O₂ = O₃ = O₄) setelah diberi perlakuan keadaan meningkat secara konsisten (O₅ = O₆ = O₇ = O₈).
Grafik
B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang
dieksperimen, tetapi setelah itu kembalilagi keposisi semula. Jadi pengaruh
perlakuan hanya sebagai contoh. Pada waktu penataran, pengetahuan, dan
keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ketempat kerja kemampuannya
kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan
dari pada pengaruh perlakuan, sehingga
grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak
menentu.
b.
Nenoquivalent
Control Group Design
O₁ X O₂
O₃ O₄
|
Contoh:
Dilakukan
penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad
kesehatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok
karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi
perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O₁ dan
O₃ merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam
pagi. O₂ adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1
tahun. O₄ adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan
senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah (O₂ ‒ O₁) ‒ (O₄ ‒ O₃).
D.
Contoh
Judul Penelitian Eksperimen
Contoh
judul penelitiaan dan instrumen yang dikembangkan
Judul
Penelitian:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul
tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing
instrumennya adalah:
a.
Instrumen
untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b.
Instrumen
untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c.
Instrumen
untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya
penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol,
dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun
menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.
Selanjutnya
untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan
diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus
disusun dengan bahasa yang jelas
sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu yang dimaksud dalam item
instrumen tersebut. Indikator-indikator variabel itu sering disebut suatu “construct”
dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan
teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut
ini diberikan contoh instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya
kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja organisasi
dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap
instrumen merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang
diteliti.
Instrumen
gaya penelitian terdiri atas 22 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir
pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan, berapa jumlah
item/butir instrumen yang diperlukan? Jawabannya adalah yang paling sedikit
tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Termometer pengukur
suhu badan hanya memuat 8 butir pertanyaan (apakah suhu badannya: 35, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 42 ⁰C),
tetapi instrumen ini sudah cukup memadai untuk mengukur suhu badan. Suhu badan
orang tidak ada yang dibawah 35⁰ C
atau diatas 42⁰ C.
Termometer suhu badan menjadi tidak memadai bila digunakan untuk mengukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar